Kamis, 08 Maret 2012

PKM 2012

a. Judul Program

Pembuatan Blog: Mempromosikan dan Memberdayakan Subak di Desa Lumbung Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan Sebagai Daerah Tujuan Agrowisata.

b. Latar Belakang Masalah

Perkembangan pariwisata Bali kian menunjukkan kemajuan. Kemajuan ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan setiap tahunnya. (dengan data sebagai berikut).
Tahun 2002 merupakan antiklimaks perkembangan pariwisata Bali. Berbagai perubahan dilakukan oleh masyarakat Bali setelah jatuhnya pariwisata Bali akibat Bom Bali. Perubahan yang mendasar terlihat dari trend kepariwisataan yang ada. Dimana sebelum tahun 2002, pariwisata Bali masih didominasi oleh sentralisasi terhadap daerah dan bentuk kunjungan wisata. Wisatawan lebih memilih untuk mengunjungi daerah wisata yang sudah terkenal (Individual Mass Tourist) daripada memanfaatkan waktu mereka untuk mengunjungi tempat-tempat yang belum diketahui dan memanfaatkan fasilitas yang disediakan masyrakat lokal (Allocentric). Namun, sekarang ini kepariwisataan Bali mulai membalikkan keadaan tersebut, yaitu dengan memperkenalkan wisatawan pada objek wisata baru dengan menekankan manajemen kepariwisataan bebasiskan budaya (Pariwisata Budaya).
Dalam pengembangan pariwisata berbasiskan budaya lokal, banyak terobosan yang telah dilaksanakan. Promosi pariwisata lebih ditekankan pada nilai – nilai local genius, namun tetap mengikuti perkembangan zaman. Sepertihalnya Agro-wisata, bentuk wisata ini merupakan salah satu terobosan baru yang mulai dikembangkan sebagai tujuan perjalanan wisata (Tourist Destination Region). Di Bali sendiri terdapat beberapa daerah tujuan Agrowisata seperti Candikuning, Blimbing sari, Kebun Raya Eka Karya dan Jatiluwih. Selain itu, ada beberapa daerah yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi objek agrowisata, seperti halnya desa Lumbung di Kecamatan Selemadeg Barat kabupaten Tabanan. Menurut Leiper (1990:22-32) dan Cooper, et al., (1994: 4-8) dalam pengembangan suatu daerah tujuan wisata baru haruslah memenuhi beberapa elemen yaitu elemen wisatawan, elemen geografis dan elemen industri pariwisata. Ditinjau dari aspek georafis, luas sawah yang terdapat di desa Lumbung mencapai 400 hektar are. Persawahan ini dikelola oleh satu sistem kelompok pertanian yang disebut Krama Subak. Selain persawahan, subak di desa Lumbung juga memiliki berberapa hasil perkebunan organik yang memproduksi buah asli Bali, seperti ceroring, rambutan, nyuh gading (kelap gading), nyuh gadang (kelapa hijau), kepundung, mangga wani, jerungga (jeruk Bali) serta durian. Didukung juga dengan keadaan yang kondusif, masyarakat yang bersahabat serta iklim yang sejuk. Dengan demikian desa Lumbung sangat ideal dipromosikan sebagai daerah tujuan agrowisata.
Namun sungguh disayangkan, pengembangan dan promosi agrowisata di Bali masih minim. Promosi kepariwisataan hanya dilakukan secara oral (mulut ke mulut) serta jauh dari sentuhan teknologi informasi dan komunikasi. Terlebih yang menjadi icon agrowisata Bali selama ini hanya mengedepankan hasil holtikultura modern seperti strowberi, sayuran, kakao, kelapa. Sedangkan subak yang selama ini menjadi sistem pertanian tradisional Bali terkesan dilupakan. Sehingga belum ada suatu gagasan inovatif dalam promosi objek wisata yang berbasiskan teknologi informasi dan komunikasi yang mengedepankan subak sebagai sebuah objek agrowisata.
c. Perumusan Masalah

Masih minimnya promosi objek agrowisata yang berbasiskan teknologi informasi dan komunikasi di Bali, membuat bebrapa daerah yang potensial dikembangkan menjadi objek agrowisata menjadi tidak dapat dikenal. Adakah solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.


d. Tujuan Program
e. Luaran Yang Diharapkan
f. Kegunaan Program
g. Tinjauan Pustaka
h. Metode Pelaksanaan Program
i. Jadual Kegiatan Program

Tidak ada komentar:

Posting Komentar