http://bali1ce.wordpress.com/tag/wisata-subak/
subak adalah organsasi kemasyarakatan ynag khusus mengatur system pengairan sawah yang digunakan dalam bercocok taman di Bali. Subak ini biasanya memiliki pura yang dinamakan Pura Uluncarik atau pura bedugul yang khusus dibangun oleh para petani dan diperuntukkan bagi dewi kemakmuran dan kesuburan,yakni Dewi Sri. System penngairan ini diatur oleh seorang pemuka adat yang juga adalah seorang petani di Bali.
Para petani membangun subak dengan landasan filosofi “Tri Hita Karana” yang menekankan pada keseimbangn dan keharmonisan yakni keseimbangn dan keharmonisan manusia dengan Tuhan, antarmanusia, manusia dengan lingkungannya. Ini berarti bahwa subak memiliki potensi yang sangat besar untuk berperan sebagai pengelola sumber daya alam guna mendukung pembangunan Bali yang berkelanjutan.
Adanya revolusi hijau di era globalisasi ini telah menyebabkan terjadinya perubahan pada sistem pertanian di Indonesia. Dengan adanya varietas padi yang baru dan metode yang baru, pare petani harus menanam padi sesering mungkin, dengan mengabaikan kebutuhan petani lainnya. Hal itu sangatlah berbeda dengan system subak yang diterapkan oleh petani di pulau Bali yang dimana kebutuhan seluruh petani lebih diutamakan. Metode yang baru pada revolusi hijau menghasilkan pada awalnya hasil yang melimpah, tetapi kemudian diikuti dengan kendala-kendala seperti kekurangan air, hama dan polusi akibat pestisida baik di tanah maupun di air. Akhirnya ditemukan bahwa sistem pengairan sawah secara tradisional sangatlah efektif untuk menanggulangi kendala ini.
Pengaturan air dengan sistem subak diatur dalam semacam undang-undang yang disebut dengan “awig-awig”. Dalam awig-awig inilah dimuat pokok-pokok aturan subak. Pembagian air disesuaikan dengan keanggotaan petani di subak, ada anggota aktif dan anggota pasif, keduanya mendapatkan pembagian jumlah air yang berbeda. Inilah prinsip keadilan dimana pembagian disesuaikan dengan kontribusi. Adanya pembagian seperti ini menjadikan sawah para petani yang tergabung dalam organisasi subak tidak pernah mengalami kekeringan.
Para petani Bali yang tergabung dalam subak berperan penting dalam meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Selain meningkatkan hasil pertanian, petani Bali juga emnjadikan hamparan sawah menjadi lebih indah. Para petani beanggapan bahwa hamparan sawah yang dimiliki oleh Pulau Bali merupakan salah satu kekayaan alam dengan nilai estetis yang sangat tinggi.
Berkat para petani Bali yang berkerja keras, keadaan hamparan sawah di Bali menjadi suatu pemandangan yang indah dan lestari. Petak-petak sawah yang terbuat dengan sistem terasering desertai pula dengan pepohonan yang rimbun. Tumbuhnya pepohonan yang hijau di tengah-tengah persawahan tersebut sangat membantu petani dalam menjaga bentuk terasering agar tetap sedap dipandang mata, terutama wisatawan yang tertarik untuk menikmatinya.
Menjelang era globalisasi, banyak masalah yang menerjang eksistensi subak di Pulau Bali. Dan salah satunya ialah, organisasi subak ataupun lahan pertanian mengalami ancaman kepunahan karena terjadinya pengalihan fungsi lahan menjadi areal non pertanian. Ditengah-tengah maraknya pengalihan fungsi lahan tersebut, para petabi di Bali harus tetap mempertahankan persawahannya meskipun para petani harus merelakan hasil panennya dipasarkan dengan hasil yang seimbang karena kuatnya persaingan dari produk asing yang sudah banyak beredar di Bali. Di sisi lain, meskipun hasil panen tersebut tidak diimbangi dengan harga yang tinggi, para petani tetap berbangga hati karena sanggup mempertahankan system subak d yang merupakan salah satu “tulang punggung” kebudayaan Bali dan menjadikan hamparan sawah yang produktif dan kaya akan keindahan serta keasrian sebuah asset yang tak ternilai bagi pulai Bali.
Sistem subak di pulau Bali secara lagsung telah menciptakan sebuah pengaturan lahan pertanian yang berwawasan pariwisata. Yang dimana hal tersebut menjadi daya tarik yang luar biasa karena tidak akan mampu ditemukan di lokasi lain. Hal tersebut dikarenakan para petani di Bali tidak hanya menciptakan lahan yang produktif, tapi juga dapat memancarkan sebuah aura keindahan yang dapat memikat berjuta pasang mata wisatawan. Dan diharapkan para petani dapat mempertahankan eksistensi subak ditengah dasyatnya modernisasi di semua aspek kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar