Rabu, 20 Juli 2016

Langkah Kecil Untuk Eksistensi Bahasaku



“Manusia tidak bisa hidup tanpa bahasa”. Mungkin pendapat ini benar adanya karena pentingnya bahasa dalam kehidupan manusia. Secara umum, bahasa merupakan kemampuan bertutur untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya. Kemampuan tersebut memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk mengutarakan isi hatinya, merefleksikan perasaannya, menyalurkan ego, bertukar informasi serta dapat sebagai media untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan adanya bahasa, manusia juga dapat berkreasi dan menunjukkan kreativitas dalam mengisi kehidupannya. Terlebih di era globalisasi saat ini, kecakapan dalam berbahasa menjadi sangat penting. Dengan demikian, sebagai generasi muda sudah selayaknya kita cakap dalam berbahasa.
Terkait dengan kecakapan berbahasa, di Indonesia terdapat berbagai ragam bahasa dari Sabang hingga Merauke. Berbagai ragam bahasa daerah merupakan suatu kekayaan yang sangat berharga sebagai bangsa, maka dari itu cakap dalam menggunakan bahasa daerah merupakan suatu kewajiban sebagi generasi muda. Cakap dalam menggunakan bahasa daerah tercermin dalam bagaimana bahasa itu tetap eksis di masyarakat.
Seperti halnya di Bali, terdapat bahasa daerah yang sudah di akui keberadaannya secara nasional yaitu bahasa Bali. Secara umum banyak hal yang sudah dilakukan oleh pemerintah untuk menjaga eksistensi bahasa Bali, seperti memaksukkannya sebagai mata pelajaran muatan local wajib di setiap jenjang pendidikan, mengadakan event-event kebudayaan  yang memprioritaskan penggunaan bahasa Bali atau yang lebih muktahir lagi yaitu pembuatan aplikasi sastra dan aksara Bali yang dapat diakses online. Namun, dengan berbagai upaya yang sudah dilaksanakan, eksistensi bahasa Bali kian menyurut karena pengguna bahasanya merasa kurang bergengsi menggunakan bahasa Bali. Fenomena tersebut dapat diobservasi dalam aktivitas generasi muda Bali yang menggunakan bahasa Bali dalam pergaulan. Bukan hanya di perkotaan, pergeseran penggunaan bahasa ini sudah menjalar hingga pedesaan. Fenomena ini akan menjadi bom waktu bagi bahasa daerah, terutama bahasa Bali jika penuturnya tidak lagi memilih untuk menggunakan bahasanya. Sebagai generasi muda sudah selayaknya kita mengambil langkah terdepan dalam mencegah hilangnya bahasa daerah kita. Sebagai langkah termudah, yaitu menggunakan bahasa tersebut dalam keluarga, karena lingkungan keluarga merupakan lingkungan terdekat yang dapat kita gunakan untuk mengeksplorasi lebih jauh. Pemanfaatan teknologi juga bisa menjadi solusi yang baik, apa yang sudah ditemukan kita gencarkan lagi penggunaannya. Promosi yang tepat dan penggunaan aplikasi berbahasa daerah yang menyentuh kehidupan sehari-hari dapat menjadi langkah efektif.
Berkaitan dengan bahasa daerah bahasa berikutnya yang wajib untuk dikuasai yaitu bahasa Indonesia. Sebagai bahasa pemersatu bangsa dan bahasa nasional, Bahasa Indonesia memiliki peranan penting dalam setiap sendi kehidupan warga negara. Generasi muda selayaknya memahami dan dpat mengimplementasikan bahasa Indonesia dengan baik. Penggunaan bahasa yang tepat guna dan sesuai dengan situasi dan kondisi. Terkait dengan hal itu, dalam dasawarsa terakhir ini banyak hal yang sudah dilakukan untuk meningkatkat kualitas penggunaan bahasa Indonesia. Seperti halnya berbagai event apresiasi sastra baik tingkat regional maupun nasional, berbagai perlombaan esai, cerpen, dongeng maupun puisi. Dismaping itu, adapun langkah revolusioner yang dilakukan untuk menjaga keberadaan bahasa Indonesia yaitu, diwajibkannya tenaga kerja asing maupun lokal untuk menguasai bahasa Indonesia terlebih dahulu sebelum mencari kerja di wilayah Indonesia. Dengan berbagai uapaya yang dilakukan pemerintah, tentunya hal tersebut tidaklah berjalan sesuai apa yang diinginkan apabila tidak mendapat dukungan dari pengguna bahasanya. Sebagai generasi muda, hal kecil namun bermanfaat sangat besar yang dapat kita lakukan ialah dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Penggunaan yang baik dan benar merupakan suatu penghargaan bagi bahasa nasional kita. Bangga menggunkan bahasa Indonesia juga dapat ditunjukkan dengan kreativitas sebagai generasi muda dalam berkarya, baik itu artikel, jurnal, cerita pendek, pengalaman pribadi yang diunggah ke media sosial maupun tautan blog. Dengan demikian setiap individu dapat berkontribusi dalam menjaga eksistensi bahasa Indonesia.
Kecakapan berbahasa berikutnya ialah menguasai bahasa asing. Kecakapan berbahasa asing sangat diperlukan dengan semakin berkembangnya teknologi-informasi yang mendunia. Dengan terampil berbahasa asing setiap individu dapat mengembangkan diri dan mudah mengakses berbagai perkembangan pengetahuan di selurh penjuru dunia. Penguasaan bahasa asing juga mempermudah kita untuk mendapatkan kesempatan yang lebih baik dalam belajar maupun peluang kerja. Akan tetapi dengan semakin berkembangnya bahasa asing di Indonesia, generasi muda yang seharusnya dapat memfilterisasi, malah menjadi kebablasan. Generasi muda seakan menjadikan bahasa ibu dan bahasa nasional sebagi bahasa ke dua. Hal ini tentunya sangat berdampak negatif terhadap keberadaan kedua bahasa itu sendiri.  Namun, nasi belum menjadi bubur, masih ada kesempatan kita sebagai generasi muda untuk mencegah hal ini. Pentingnya kecakapan berbahasa asing tentunya kita gunakan secara bijak, bahkan dapat mendukung eksistensi bahasa ibu dan bahasa nasional. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan bagaimana kita memprioritaskan bahasa ibu maupun nasional kita dalam kehidupan sehari-hari. Berkiblat ke negara Thailand yang mampu untuk menjaga phasa Thai di tengah gerusan bahasa asing lainnya, hal yang dapat ditiru ialah kecintaan warganya untuk selalu menggunakan bahasanya. Maka dari itu, bagaimana kita sebagai generasi muda dapat menciptakan atmosfer kecintaan akan bahasa ibu dan bahasa nasional kita ditengah gerusan bahasa lainnya.

Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan yaitu bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Manusia dituntut untuk cakap dalam berbahasa, karena dengan kecakapan tersebut manusia mendapatkan berbagai faedah. Sepertihalnya di Indonesia, terdapat berbagai ragam bahasa yang menjadi icon bangsa. Selain itu terdapat bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa dan keberadaan bahasa asing yang merupakan jalan untuk memperluas pengetahuan dan keilmuan. Berbagai macam usaha sudah dilaksanakan untuk menjaga eksistensi keberadaan bahasa ibu dan nasional, namun hal tersebut tidak akan maksimal apabila tidak mendapat dukungan dari pengguna bahasa itu sendiri. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan bahasa ibu semakin menurun akibat bahasa itu tidak bergengsi. Hal tersebut juga berdampak terhadap bahasa Indonesia. Penghargaan terdapat bahasa Indonesia semakin menurun akibat arus modernisasi. Akan tetapi nasi belum menjadi bubur, masih ada jalan kita sebagai generasi muda untuk mencegah hal tersebut semakin memburuk. Dimulai dari hal kecil dengan menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa ibu dan nasoinal, menggunakannya dengan baik dan benar serta mengaplikasikannya dalam perkembangan teknologi dan informasi. Dengan adanya komitmen dan kontinuitas, tentunya akan tercipta atmosfer yang kecintaan dan rasa memiliki bahasa ibu maupun Bahasa Indonesia, namun kita tidak juga apriori dengan penguasaan bahasa asing. Bahkan dengan adanya bahasa asing dapat menjadi khasanah baru dalam pengembangan kebahasaan dan mendukung upaya menjaga eksistensinya. Sepertihalnya negara Thailand yang mampu menjaga eksistensi phasa Thai di tengah kemajuan teknologi dan bahasa asing lainnya. Satu hal yang dapat kita tiru ialah bagaimana kita memiliki rasa kecintaan terhadap bahasa kita sendiri sehingga tumbuh rasa memiliki dan senantiasa tetap menggunakannnya dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar