“Manusia tidak bisa hidup tanpa bahasa”. Mungkin pendapat ini benar
adanya karena pentingnya bahasa dalam kehidupan manusia. Secara umum, bahasa
merupakan kemampuan bertutur untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya. Kemampuan
tersebut memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk mengutarakan isi
hatinya, merefleksikan perasaannya, menyalurkan ego, bertukar informasi serta
dapat sebagai media untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan adanya bahasa,
manusia juga dapat berkreasi dan menunjukkan kreativitas dalam mengisi
kehidupannya. Terlebih di era globalisasi saat ini, kecakapan dalam berbahasa
menjadi sangat penting. Dengan demikian, sebagai generasi muda sudah selayaknya
kita cakap dalam berbahasa.
Terkait dengan kecakapan berbahasa, di Indonesia terdapat berbagai ragam
bahasa dari Sabang hingga Merauke. Berbagai ragam bahasa daerah merupakan suatu
kekayaan yang sangat berharga sebagai bangsa, maka dari itu cakap dalam
menggunakan bahasa daerah merupakan suatu kewajiban sebagi generasi muda. Cakap
dalam menggunakan bahasa daerah tercermin dalam bagaimana bahasa itu tetap
eksis di masyarakat.
Seperti halnya di Bali, terdapat bahasa daerah yang sudah di akui
keberadaannya secara nasional yaitu bahasa Bali. Secara umum banyak hal yang
sudah dilakukan oleh pemerintah untuk menjaga eksistensi bahasa Bali, seperti
memaksukkannya sebagai mata pelajaran muatan local wajib di setiap jenjang
pendidikan, mengadakan event-event kebudayaan
yang memprioritaskan penggunaan bahasa Bali atau yang lebih muktahir
lagi yaitu pembuatan aplikasi sastra dan aksara Bali yang dapat diakses online.
Namun, dengan berbagai upaya yang sudah dilaksanakan, eksistensi bahasa Bali
kian menyurut karena pengguna bahasanya merasa kurang bergengsi menggunakan
bahasa Bali. Fenomena tersebut dapat diobservasi dalam aktivitas generasi muda
Bali yang menggunakan bahasa Bali dalam pergaulan. Bukan hanya di perkotaan,
pergeseran penggunaan bahasa ini sudah menjalar hingga pedesaan. Fenomena ini
akan menjadi bom waktu bagi bahasa daerah, terutama bahasa Bali jika penuturnya
tidak lagi memilih untuk menggunakan bahasanya. Sebagai generasi muda sudah
selayaknya kita mengambil langkah terdepan dalam mencegah hilangnya bahasa
daerah kita. Sebagai langkah termudah, yaitu menggunakan bahasa tersebut dalam
keluarga, karena lingkungan keluarga merupakan lingkungan terdekat yang dapat
kita gunakan untuk mengeksplorasi lebih jauh. Pemanfaatan teknologi juga bisa
menjadi solusi yang baik, apa yang sudah ditemukan kita gencarkan lagi
penggunaannya. Promosi yang tepat dan penggunaan aplikasi berbahasa daerah yang
menyentuh kehidupan sehari-hari dapat menjadi langkah efektif.
Berkaitan dengan bahasa daerah bahasa berikutnya yang wajib untuk
dikuasai yaitu bahasa Indonesia. Sebagai bahasa pemersatu bangsa dan bahasa
nasional, Bahasa Indonesia memiliki peranan penting dalam setiap sendi
kehidupan warga negara. Generasi muda selayaknya memahami dan dpat
mengimplementasikan bahasa Indonesia dengan baik. Penggunaan bahasa yang tepat
guna dan sesuai dengan situasi dan kondisi. Terkait dengan hal itu, dalam
dasawarsa terakhir ini banyak hal yang sudah dilakukan untuk meningkatkat
kualitas penggunaan bahasa Indonesia. Seperti halnya berbagai event apresiasi
sastra baik tingkat regional maupun nasional, berbagai perlombaan esai, cerpen,
dongeng maupun puisi. Dismaping itu, adapun langkah revolusioner yang dilakukan
untuk menjaga keberadaan bahasa Indonesia yaitu, diwajibkannya tenaga kerja
asing maupun lokal untuk menguasai bahasa Indonesia terlebih dahulu sebelum
mencari kerja di wilayah Indonesia. Dengan berbagai uapaya yang dilakukan
pemerintah, tentunya hal tersebut tidaklah berjalan sesuai apa yang diinginkan
apabila tidak mendapat dukungan dari pengguna bahasanya. Sebagai generasi muda,
hal kecil namun bermanfaat sangat besar yang dapat kita lakukan ialah dengan
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Penggunaan yang baik dan
benar merupakan suatu penghargaan bagi bahasa nasional kita. Bangga menggunkan bahasa
Indonesia juga dapat ditunjukkan dengan kreativitas sebagai generasi muda dalam
berkarya, baik itu artikel, jurnal, cerita pendek, pengalaman pribadi yang
diunggah ke media sosial maupun tautan blog.
Dengan demikian setiap individu dapat berkontribusi dalam menjaga eksistensi
bahasa Indonesia.
Kecakapan berbahasa berikutnya ialah menguasai bahasa asing. Kecakapan
berbahasa asing sangat diperlukan dengan semakin berkembangnya
teknologi-informasi yang mendunia. Dengan terampil berbahasa asing setiap individu
dapat mengembangkan diri dan mudah mengakses berbagai perkembangan pengetahuan
di selurh penjuru dunia. Penguasaan bahasa asing juga mempermudah kita untuk
mendapatkan kesempatan yang lebih baik dalam belajar maupun peluang kerja. Akan
tetapi dengan semakin berkembangnya bahasa asing di Indonesia, generasi muda
yang seharusnya dapat memfilterisasi, malah menjadi kebablasan. Generasi muda
seakan menjadikan bahasa ibu dan bahasa nasional sebagi bahasa ke dua. Hal ini
tentunya sangat berdampak negatif terhadap keberadaan kedua bahasa itu sendiri.
Namun, nasi belum menjadi bubur, masih
ada kesempatan kita sebagai generasi muda untuk mencegah hal ini. Pentingnya
kecakapan berbahasa asing tentunya kita gunakan secara bijak, bahkan dapat
mendukung eksistensi bahasa ibu dan bahasa nasional. Hal tersebut dapat
diwujudkan dengan bagaimana kita memprioritaskan bahasa ibu maupun nasional
kita dalam kehidupan sehari-hari. Berkiblat ke negara Thailand yang mampu untuk
menjaga phasa Thai di tengah gerusan
bahasa asing lainnya, hal yang dapat ditiru ialah kecintaan warganya untuk
selalu menggunakan bahasanya. Maka dari itu, bagaimana kita sebagai generasi
muda dapat menciptakan atmosfer kecintaan akan bahasa ibu dan bahasa nasional
kita ditengah gerusan bahasa lainnya.
Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan yaitu bahasa memiliki
peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Manusia dituntut untuk cakap
dalam berbahasa, karena dengan kecakapan tersebut manusia mendapatkan berbagai
faedah. Sepertihalnya di Indonesia, terdapat berbagai ragam bahasa yang menjadi
icon bangsa. Selain itu terdapat
bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa dan keberadaan bahasa asing
yang merupakan jalan untuk memperluas pengetahuan dan keilmuan. Berbagai macam
usaha sudah dilaksanakan untuk menjaga eksistensi keberadaan bahasa ibu dan
nasional, namun hal tersebut tidak akan maksimal apabila tidak mendapat
dukungan dari pengguna bahasa itu sendiri. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari,
penggunaan bahasa ibu semakin menurun akibat bahasa itu tidak bergengsi. Hal
tersebut juga berdampak terhadap bahasa Indonesia. Penghargaan terdapat bahasa
Indonesia semakin menurun akibat arus modernisasi. Akan tetapi nasi belum
menjadi bubur, masih ada jalan kita sebagai generasi muda untuk mencegah hal
tersebut semakin memburuk. Dimulai dari hal kecil dengan menumbuhkan kecintaan
terhadap bahasa ibu dan nasoinal, menggunakannya dengan baik dan benar serta
mengaplikasikannya dalam perkembangan teknologi dan informasi. Dengan adanya
komitmen dan kontinuitas, tentunya akan tercipta atmosfer yang kecintaan dan
rasa memiliki bahasa ibu maupun Bahasa Indonesia, namun kita tidak juga apriori
dengan penguasaan bahasa asing. Bahkan dengan adanya bahasa asing dapat menjadi
khasanah baru dalam pengembangan kebahasaan dan mendukung upaya menjaga
eksistensinya. Sepertihalnya negara Thailand yang mampu menjaga eksistensi phasa Thai di tengah kemajuan teknologi
dan bahasa asing lainnya. Satu hal yang dapat kita tiru ialah bagaimana kita
memiliki rasa kecintaan terhadap bahasa kita sendiri sehingga tumbuh rasa
memiliki dan senantiasa tetap menggunakannnya dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar