Senin, 12 Desember 2011

speech

SL: Good morning ladies and gentleman, thank you for occasion which has given to me. I am a representative of Public Communication of Tourism and Creative Economy Ministry will deliver my speech about Borobudur as one of UNESCO’s list of world cultural heritage.

TL: selamat pagi, hadirin sekalian, terimaksih atas kesempatan yang diberikan kepada saya. Saya adalah perwakilan juru bicara kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia yang akan membawakan pidato mengenai Borobudur sebagai satu warisan budaya dunia, UNESCO.

SL: Ladies and gentleman,
TL: hadirin yang saya hormati,

SL: Borobudur, or Barabudur, is a 9th-century Mahayana Buddhist monument near Magelang, Central Java, Indonesia. The monument comprises six square platforms topped by three circular platforms, and is decorated with 2,672 relief panels and 504 Buddha statues. A main dome, located at the center of the top platform, is surrounded by 72 Buddha statues seated inside the stupa. Furthermore, most of Buddhist uses the monument as shrine to the Lord Buddha and a place for Buddhist pilgrimage. If we see the base of the monument and follows a path circumambulating to the top of the temple, we will see the three levels of Buddhist cosmology, namely Kāmadhātu (the world of desire), Rupadhatu (the world of forms) and Arupadhatu (the world of formlessness).

TL: Borobudur, or Barabudur adalah sebuah penginggalan abad ke-9 dari kalangan Buddha Mahayana di dekat kota Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Monument yang luasnya 6 hektar, terdiri dari tiga fondasi utama, yang dihiasi oleh 2672 relief dan 504 patung Buddha. Atap utama terletak di titik tengah puncak fondasi, yang dikelilingi 72 patung buda di dalam stupa. Selain itu, kebanyakan pemeluk agama Buddha menggunakan monument ini sebagai tempat pemujaan sng Buddha dan sebagai tempat perjalanan spiritual. Jika kita lihat bagian dasar monumen dan mengikuti alur keli hingga ke puncak candi, kita akan melihat ada 3 tingkat kosmologi Buddha, yang bernama Kāmadhātu, Rupadhatu dan Arupadhatu.

SL: As one of Indonesian ancient temple, there such of evidences suggest that Borobudur contained the history of Buddhist kingdom when Syailendra dynasty leads the central Java. However, Borobudur was abandoned following the 14th-century decline of Buddhist and Hindu kingdoms in Java, and the Javanese conversion to Islam, beside there was a big eruption of Merapi’s mountain.

TL: sebagai salah salah satu kuil kuno di Indonesia, ada bnayak fakta yang menunjukkan Borodur menyimpan sejarah kerajaan Buddha ketika dinasti Syailendra memimpin Jawa tengah. Akan tetapi, Borobudur mulai ditinggalkan ketika hancurnya kerajaan Hindu Buddha, pergantian ke Islam pada abad ke-14, disamping akibat letusan gunung Merapi.

SL: For long time, Borobudur was disappeared, until the worldwide knowledge of its existence was sparked in 1814 by Sir Thomas Stamford Raffles. He made a report that shown one of big monument in deep of jungle Bumisegoro. Furthermore some research also hold in 1853 the by the Dutch government and found more evidences of it.

TL: Dalam waktu yang lama, Borobudur tenggelam, hingga diketahui keberadaannya setelah Sir Thomas Stamford Raffles mengemukakannya di tahun 1814. Beliau membuat laporan yang menyebutkan bahwa ada sebuah monument besar di tengah hutan Bumisegoro. Lebih lanjut, di tahun 1853, pemerintah Hindia Belanda juga melakukan penelitian dan menemukan hasil yang sama.

SL: Borobudur has been preserved through several restorations. The largest restoration project was undertaken between 1975 and 1982 by the Indonesian government and UNESCO, following which the monument was listed as a UNESCO World Culture Heritage Site. Borobudur is still used for pilgrimage; once a year Buddhists in Indonesia celebrate Waisak, and Borobudur is Indonesia's single most visited tourist attraction.

TL: Borobudur telah mengalami beberapa renovasi. Proyek renovasi terbesar dilakukan pada tahun 1975 dan 1982 oleh pemerintah Indonesia dan UNESCO, dan monument itu juga masuk sebagai salah satu situs warisan budaya dunia oleh UNESCO. Borobudur juga tetap digunakan sebagai tempat ibadah, seatuh sekali umat Buddha Indonesia merayakan Waisak dan Borobudur juga sebagai tempat wista yang paling banyak dikunjungi.

That all of my speech, I hope the Indonesian’s government still keep Borobudur as one of World Cultural Heritage. Thank you.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar